Gambaran Kesesuaian Peresepan Antibiotik dan Pola Peresepan Berdasarkan Indikator WHO (World Health Organization ) pada Pasien Dewasa di Puskesmas Temindung Samarinda Tahun 2020
Keywords:
antibiotik, evaluasi pola peresepan, pasien dewasa, puskesmasAbstract
Tujuan Studi: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian pemberian antibiotik pada pasien dewasa rawat jalan di Puskesmas Temindung Samarinda dengan standarDIH (Drug Information Handbook) 2013-2014 22nd Edition dan Formularium Puskesmas serta mengetahui pola peresepan berdasarkan indikator WHO (World Health Organization) (1993) antibiotik pada pasien dewasa rawat jalan di Puskesmas Temindung Samarinda.
Metodologi: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif di Puskesmas Temindung Samarinda dengan melakukan pengumpulan data rekam medis pasien dewasa tahun 2020.Penelitian ini menggunakan metode non probability sampling dengan teknik purposive sampling.
Hasil:Hasil penelitian ini menunjukkan rata-rata penggunaan antibiotik yang sering diresepkan adalah antibiotik golongan Penicillin yaitu Amoxicillin 54,20%, penyakit terbanyak yang dialami pasien di Puskesmas Temindung yaitu rinitis kronis 23,58%, dan bentuk sediaan obat yang banyak digunakan tablet 81,68%. Kesesuaian penggunaan antibiotik di Puskesmas Temindung Samarinda dengan standar DIH Drug Information Handbook 2013-2014 22nd Edition dan Formularium Puskesmas adalah kesesuaian indikasi 99,15%, kesesuaian jenis antibiotik 99,15%, kesesuaian dosis obat 100%, kesesuaian interval pemberian obat 94,02%, Kesesuaian frekuensi pemberian obat 94,02%, dan kesesuaian rute pemberian obat 100%. Pola peresepan antibiotik pada pasien dewasa rawat jalan di Puskesmas Temindung Samarinda berdasarkan indikator peresepan WHO(World Health Organization) (1993) yaitu rata-rata jumlah obat tiap pasien 3,35, persentase peresepan obat generik 98%, persentase peresepanantibiotik 13%, persentase peresepaninjeksi 0%, persentase peresepan obat dari formularium nasional 84%.
Manfaat: Memberikan pengetahuan tentang penggunaan obat antibiotik secara rasional, meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menggunakan antibiotik dan diharapkan dapat memberikan masukan kepada instansi terkait sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan atau kebijaksanaan dalam hubungannya dengan pola peresepan yang akan datang.